Dunia kini tengah terguncang. Sejumlah ahli bahkan memperkirakan masa pandemi Covid-19 masih dan kemungkinan akan terus berjalan hingga akhir tahun. Sejumlah sektor ikut tumbang lantaran tidak mampu bertahan di masa krisis ini. Tidak hanya perusahaan kecil, tetapi juga perusahaan besar. Tidak hanya kalangan bawah, tetapi juga kalangan atas ikut terkena imbas.
Namun, apa saja yang bisa Anda lakukan di tengah pandemi ini? Salah satunya adalah memperbaiki kualitas diri guna untuk menghadapi kehidupan usai wabah ini berakhir.
Nah, apa saja yang bisa dilakukan dalam meningkatkan kualitas pribadi? Di antaranya adalah:
Bagi Anda yang sudah paham dan dekat dengan teknologi, bisa mengembangkan kemampuan untuk menciptakan alat atau bahkan sistem baru yang bermanfaat untuk masyarakat di tengah wabah ini berlangsung. Misalnya saja sistem pendeteksi korban terinfeksi yang berada di sekitar tempat tinggal, alat pelindung khusus yang membantu para tenaga kesehatan dalam membantu para korban, atau alat tes yang meringankan pemerintah untuk melakukan pengecekan masyarakat terhadap virus ini.
Nah, kurang lebih itulah 5 hal yang bisa Anda lakukan dalam memanfaatkan masa pandemi guna untuk mengembangkan diri.
Apakah Anda berniat memulai bisnis? Para pelaku bisnis tentu harus memahami apakah branding itu. Branding merupakan salah satu hal yang menjadi tolok ukur dari kesuksesan sebuah bisnis. Metode branding yang sukses akan meningkatkan kesadaran produk dan tentunya akan meningkatkan jumlah pembelian produk sebuah usaha.
Bagi yang sudah memahami dasar-dasar branding, mengetahui metode branding tepat untuk lini usaha Anda tentu bukan lagi hal yang sulit. Melalui artikel ini, saya ingin sedikit berbagi mengenai dasar-dasar branding, agar kita sama-sama dapat mengembangkan usaha menjadi lebih sukses.
Beberapa ahli memiliki definisi khusus mengenai branding. Menurut Kotler, branding merupakan proses untuk memberikan istilah, nama, simbol, atau campuran dari semuanya sebagai proses pengenalan barang dan jasa tertentu.
Sementara itu, Landa mengatakan bahwa branding punya kaitan khusus terhadap hal-hal yang tak terlihat. Misalnya seperti nama dari lini bisnis, citra, kesan, karakter bisnis, dan anggapan dari seorang pelanggan.
Saya merangkum beberapa jenis branding yang biasa dipakai oleh perusahaan:
Cultural branding adalah cara bagi sebuah lini bisnis untuk memberikan identitas bagi sebuah negara atau komunitas dengan budaya tertentu. Contohnya, masyarakat Bali memiliki budaya ramah dan sopan, masyarakat Jepang pekerja keras, dan sebagainya.
Inilah branding yang paling dikenal oleh banyak orang. Branding produk merupakan proses pemberian citra dan kesan tertentu kepada pelanggan mengenai sebuah produk. Contohnya seperti produk minyak goreng rendah lemak. Perusahaan akan memberikan branding bahwa minyak goreng tersebut sehat, rendah kalori, dan juga bisa dipakai berkali-kali misalnya. Branding produk menggunakan nilai positif supaya pelanggan setia untuk membeli produk atau jasa yang bersangkutan.
Branding lokasi banyak dipakai oleh negara atau perusahaan tertentu yang menjual konsep wisata di suatu daerah. Contohnya seperti kampanye There's Nothing Like Australia, Malaysia Truly Asia, atau Wonderful Indonesia. Kampanye-kampanye tersebut menjual berbagai nilai positif dan menakjubkan dari sebuah lokasi.
Hal yang bisa ditawarkan kepada pelanggan tidak hanya berbentuk benda mati, tetapi juga kepada seorang individu. Anda bisa memberikan kesan dan citra positif terhadap diri Anda atau orang lain. Proses personal branding ini bisa dilakukan dengan menggunakan media sosial atau melalui event-event tertentu.
Sepenting apa proses branding dalam sebuah bisnis? Mari kenali tujuan dari proses branding untuk memahaminya:
Ketika saya mencari margarin, air mineral, tepung, atau bahkan les online, ada merek-merek tertentu yang muncul di benak saya. Mungkin saya berniat mencari merek lain, tetapi ketika saya mengingat merek tertentu terlebih dahulu, maka proses brand awareness itu berhasil kepada diri saya.
Jika pemikiran saya itu terjadi pada pelanggan yang Anda targetkan, maka tujuan branding produk atau jasa tersebut berhasil. Branding awalnya ditujukan untuk membangun kesadaran produk alias brand awareness, supaya saat orang-orang mengingat kebutuhan tertentu, mereka mengingat sebuah merek.
Apabila kesadaran produk sudah tercipta, masyarakat akan memercayai produk-produk tertentu untuk memenuhi kebutuhan mereka. Saat akan melakukan pembelian daring atau online, misalnya, mereka akan mencari nama produk tertentu dan ini akan sangat meningkatkan penjualan produk yang bersangkutan.
Bayangkan jika Anda mengikuti sebuah bazaar dan menjual makanan yang disukai oleh pelanggan bazaar. Sudah bisa diperkirakan bahwa omzet Anda akan tinggi. Namun, percuma jika orang-orang tak mengenal merek Anda, karena di luar bazaar, mereka tak akan mencari Anda.
Proses branding adalah proses inisiasi terhadap produk atau jasa tertentu supaya pelanggan bisa tetap menikmati produk atau jasa Anda dalam segala kondisi. Di luar bazaar misalnya, mereka akan mencari produk dan jasa Anda dan menganggap bahwa ia akan selalu memenuhi kebutuhan mereka
Manusia kerap mengasosiasikan branding dengan hal-hal seperti nama bisnis, logo, konsep pemasaran, slogan, ambassador, hingga jingle. Padahal, hal-hal yang disebutkan di atas bukanlah branding, melainkan unsur-unsur dari branding itu sendiri.
Branding bukanlah sesuatu yang terlihat secara fisik. Ia merupakan sebuah citra. Ia adalah kesan yang tertinggal di hati masyarakat. Sebuah lini bisnis bisa saja memiliki branding khusus terhadap produk atau jasa yang ditawarkan, tetapi apa yang pelanggan rasakan bisa saja berbeda dengan apa yang diinginkan pengusaha. Jadi, objektif alias tujuan suatu proses branding bisa saja mencapai tujuan, bisa saja tidak. Di sanalah salah satu tolok ukur kesuksesan branding.
Untuk itu, proses branding harus dilakukan secara sistematis dan mencakup target pasar yang diinginkan. Dengan adanya pemasaran digital alias digital marketing, proses branding bisa lebih terukur karena Anda bisa langsung menargetkan kepada siapa proses ini ditujukan. Anda bahkan bisa melihat laporan tentang siapa saja yang mengunjungi dan tertarik dengan pemasaran Anda.
Bagaimana, sekarang sudah tahu, kan, apakah branding itu dan apa fungsinya untuk bisnis. Jika sudah, siap Anda untuk memulai proses branding yang sistematis?
Sumber :
https://www.youtube.com/watch?v=sO4te2QNsHY
Ada satu terapi kesehatan jiwa yang bisa kita lakukan kapan saja, bahkan tanpa bantuan orang lain, apalagi kalau bukan menulis blog. Sependapat dengan ulasan yang diposting di web Alodokter, menurut saya, menulis adalah sebuah cara yang efektif untuk mereduksi stres. Pasalnya, ketika menulis, kita menyalurkan apa yang ada di dalam pikiran, sehingga pikiran pun menjadi lebih lega.
Kemajuan teknologi membuat proses menulis menjadi lebih menyenangkan. Dulu, orang-orang hanya bisa menulis di atas kertas atau di dalam buku harian. Supaya orang lain bisa membacanya, mereka harus memberikan tulisan tersebut atau menerbitkannya. Namun, sudah jelas tidak semua tulisan bisa diterbitkan.
Kini, dengan blog kita bisa menulis dan dibaca oleh banyak orang di Indonesia, bahkan di seluruh dunia. Kita bisa membagi keluh kesah, pengalaman, hingga pengetahuan yang dimiliki. Bukankah ini akan membuat kita merasa tak sendirian?
Aktivitas blogging begitu populer saat memasuki dekade 2000-an awal. Orang-orang mulai melek internet dan blog menjadi media untuk berbagi informasi serta mencari informasi tambahan di luar media mainstream.
Banyak orang yang menggunakan blog sebagai tempat untuk mencurahkan isi hati, menuliskan hal-hal yang mereka sukai, tutorial, review film, gawai, dan musik, sampai dengan mengkritik berbagai macam hal. Ditambah dengan tema blog yang dapat dikustomisasi, aktivitas ini jadi sesuatu yang menyenangkan. Orang-orang mulai bisa mengaktualisasikan diri mereka dan berkenalan dengan orang lain hanya bermodalkan ide dan internet.
Saking populernya blog, banyak orang yang melakukan aktivitas blogwalking alias mampir ke berbagai blog untuk membaca informasi, mengirimkan komentar, hingga bertukar link. Para bloggers yang setia dengan niche alias tema tertentu pun menjadi terkenal.
Pada era Instagram serta Youtube, kebanyakan blogger tersebut menjadi selebritas baru. Namun sayangnya, ketika booming era vlogging alias video blogging, masyarakat mulai beralih pada gaya baru dalam mengaktualisasikan diri, yakni via video.
Namun demikian, setelah tren vlogging meledak, nyatanya jumlah pengguna blog cukup stabil. Saya sempat mengecek data dari Antara, meskipun jumlahnya hanya 3,5 % dari 88,5 juta pengguna Internet di Indonesia, jumlah tersebut tenyata naik dari tahun 2017. Selain itu, jumlah tersebut hanya merepresentasikan mereka yang doyan menulis blog, bukan para pembaca yang tentunya berjumlah lebih banyak.
Hadirnya pembaca akan membuat para pembuat blog atau blogger—termasuk saya menjadi lebih percaya diri dan lebih berani untuk mengaktualisasikan diri. Mereka bisa menuliskan segala minat mereka di sana dan membuka peluang untuk mendapatkan berbagai macam pekerjaan sampingan—bahkan tetap—terutama di bidang penulisan, media sosial, dan desain grafis.
Ketika mencurahkan isi hati kepada orang lain, sebagian dari kita mungkin berpikir bahwa solusi adalah hal yang dibutuhkan. Namun, solusi sebetulnya bukan hal utama. Kita lebih butuh didengarkan. Itulah alasan mengapa sebaiknya kita tidak menghakimi orang yang sedang curhat, karena itu akan memperburuk pikiran mereka.
Orang-orang butuh ruang untuk membuat pikiran & hatinya semakin lega. Selain curhat secara langsung, curhat via blog juga bisa membuat pikiran menjadi lebih segar. Apalagi, kita juga bisa membagikan postingan blog tersebut kepada banyak orang lewat media sosial. Tanggapan orang lain, selain bisa memberikan solusi, juga membuat diri tidak lagi merasa sendirian. Hal ini sesuai dengan sifat manusia sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri.
Saya menyadari bahwa saat menulis, saya sedang menyelami pikiran dan membuka memori-memori lama. Ada memori yang indah, ada yang buruk. Namun demikian, meski kita diperkenankan menulis apa pun, tetapi blog berbeda dengan buku harian.
Sekalipun tulisan tersebut tidak dibagikan kepada banyak orang, blog tetap berpeluang dibaca selama berada di dalam jaringan. Untuk itu, ada beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan saat akan menulis blog:
Sekarang ini, siapa pun bisa terjerat UU ITE apabila memuat tulisan yang terbukti mengandung unsur SARA, kebohongan, dan bertujuan memfitnah orang lain. Tidak masalah menuliskan kritik dan kekesalan, asal, gunakan bahasa yang sopan dan jangan menyinggung orang lain.
Selain SARA, hoaks, dan provokasi, gambar porno juga berpotensi membuat blog dibanned oleh Google dan terjerat UU ITE. Jangan pernah unggah konten porno, terlebih jika terdapat diri Anda di dalamnya (haha).
Apabila memasukkan tulisan orang lain ke dalam blog, maka ada baiknya mencantumkan sumbernya. Penulis lain membuat tulisannya melalui proses kreatif, jadi kita harus menghargai hal tersebut.
Ada begitu banyak manfaat yang bisa didapatkan dari menulis blog. Cobalah untuk memulainya sekarang. Anda bisa memakai platform blog gratis seperti WordPress atau Blogger untuk memulai proses kreatif, kemudian upgrade blog tersebut dengan Top Level Domain sehingga blog terlihat lebih profesional. Yuk, mulai menulis blog!
Sumber: https://www.google.com/amp/s/amp.tirto.id/perkembangan-blogger-indonesia-menuju-hari-blogger-nasional-ke-12-eiLl https://www.alodokter.com/ambil-manfaat-menulis-untuk-kesehatan-ini-cara-melakukannya